DIABETES Mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang memang perlu ditangani serius. Jika tidak, bisa menyebabkan komplikasi penyakit lainnya seperti jantung, stroke, disfungsi ereksi, gagal ginjal, dan kerusakan sistem saraf.
Kendati DM bukan penyakit menular, bukan berarti bisa diabaikan. Kondisi terburuk DM sering kali tidak disadari dapat menyebabkan kematian. DM dapat didiagnosis dengan memeriksakan kadar gula dalam tubuh.
"Hasil uji asam gula di atas 200 dianggap diabetes, apabila setelah puasa menjadi 120 dan 2 jam kemudian kadar gula di bawah 120, maka itu diabetes," sebut Spesialis Penyakit Dalam dari RS Telogorejo, Semarang, Witjitra Darmana Samsuria, saat menjadi pembicara seminar bertajuk "Diabetes Mellitus dan Hubungan dengan Penyakit Jantung-Stroke" di Auditorium RS Telogorejo, beberapa waktu lalu.
Gejala diabetes ini cukup khas seperti sering kencing, haus, cepat lapar, berat badan menurun dan lemah. Di samping itu, ada juga keluhan kesemutan pada ujung jari tangan dan kaki, penglihatan kabur, kulit gatal, gairah seksual menurun. Sementara untuk para ibu hamil yang menderita DM sering melahirkan bayi besar dengan berat lebih dari empat kilogram.
Secara sederhana, DM diartikan cairan manis yang dikeluarkan oleh tubuh sehingga didatangi banyak semut disertai dengan penyakit metabolisme. Cairan manis disebabkan terganggunya insulin dalam tubuh. "Insulin akan kacau apabila tidak bisa menempel pada sel. Insulin bagaikan kunci pembuka gudang (sel) sehingga gula yang diserap tubuh tidak dapat masuk ke dalam sel," tutur Witjitra.
Dengan kata lain, larutan gula yang masuk tubuh tidak optimal. Diibaratkan dari 10 asam gula yang masuk, hanya lima yang dapat masuk, dan sisa gula yang lain beredar di luar sel dan mengendap dalam darah sehingga darah menjadi tinggi. Karena tidak diproduksi oleh sel sehingga dikeluarkan oleh ginjal berupa cairan dengan rasa manis.
Komplikasi DM jangka panjang dapat berupa penyakit saluran jantung (kardiovaskular), kegagalan kronis ginjal, kerusakan retina yang dapat menyebabkan kebutaan, kerusakan saraf yang dapat menyebabkan impotensi, gangrene dengan risiko amputasi jari tangan dan kaki.
Kadar gula darah yang tinggi menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah dan merusak saraf. Akibatnya, sering mengalami pusing hingga terjadi pendarahan dan stroke.
Diabetesi (penderita diabetes) juga berisiko mengalami disfungsi jantung. Pasalnya, gula tidak dapat diproduksi oleh sel pada pembuluh darah mengakibatkan meningkatnya kadar lemak sehingga terjadi disfungsi jantung. Kondisi akan terus memburuk bila terjadi keracunan.
Semakin lama, pembuluh darah semakin menyempit dan berakibat gagal jantung. Sejurus kemudian, DM akan mengubah tekanan darah dalam tubuh sehingga dapat mengakibatkan gagal ginjal. Mengalami kebocoran pada ginjal sehingga harus melakukan cuci darah seumur hidup.
Organ vital lain yang berpotensi "rusak" adalah gangguan fungsi ereksi. Pada seksualitas akan terjadi penurunan vitalitas, terutama pada pria. Organ lain adalah luka pada bagian kaki. Karena luka pada diabetesi susah kering dan bila keadaan memburuk harus diamputasi agar tidak menyebar ke seluruh tubuh.
"Jika sudah sampai tahap ini, sebaiknya mendeteksi diri dengan yang menyebabkan gagal ginjal, yaitu memeriksakan dengan menggunakan alat echocardiography yang digunakan untuk menentukan fungsi jantung," sebut Witjitra.
sekian newz dari us...
thx ..
^o^ ..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar